Kali ini saya akan berbagi pelajaran tentang Pendidikan di Jerman.
langsung saja yuk check it...
Sistem Pendidikan
Pemerintah Jerman sangat menyadari bahwa pendidikan adalah bagian yang paling penting dalam membangun bangsa. Tanggung jawab untuk sistem pendidikan terletak teruatama dengan Bundeslรคnder ( negara bagian ), sedangkan pemerintah federal hanya memainkan peranan kecil.
Jenis Sekolah
Pendidikan menengah meliputi tiga jenis sekolah :
Gymnasium, ini dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk pendidikan universitas dan berakhir dengan ujian akhir, Abitur setelah kelas 12 atau 13.
The Realschule, memiliki penekanan yang lebih luas untuk murid intermediate dan berakhir dengan ujian akhir, Mittlere Reife setelah kelas 10.
Hauptschule, mempersiapkan siswa untuk pendidikan kejuruan dan berakhir dengan ujian akhir. Ada dua jenis kelas 10:
- satu tingkat yang lebih tinggi disebut 10b
- tingkat yang lebih rendah disebut 10a
sistem khusus yang disebut Duale Ausbildung magang memungkinkan siswa pada program kejuruan untuk melakukan pelatihan in-service dalam suatu perusahaan maupun di sekolah negeri.
Tingkatan Kelas
Sekolah pertama bagi anak-anak Jerman disebut de: Grundschule. Dibutuhkan biasanya empat tahun, murid-murid antara enam dan sepuluh tahun. Pendidikan ini terdiri dari belajar membaca, menulis, matematika dasar, dan pengetahuan umum. Di beberapa sekolah bahasa asing pertama diperkenalkan biasanya bahasa Inggris.
- TK : 3 - 5 Tahun
- Kelas 1 : 6 - 7 Tahun
- Grade 2 : 7 - 8 Tahun
- Grade 3 : 8 - 9 Tahun
- Grade 4 : 9 - 10 Tahun
Perbedaan Pendidikan di Jerman dan Indonesia
Di Jerman, jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi itu hanya ada 2 macam, yaitu pendidikan dasar ( Grundschule ) dan pendidikan lanjutan ( Gymnasium, Realschule, atau Berufschule ). Sedangkan di Indonesia, pendidikan Pra Perguruan Tinggi ada 3 macam, yaitu SD, SMP, dan SMA. Dari sisi waktu juga berbeda, di Indonesia membutuhkan waktu 12 Tahun sebelum ke jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan di Jerman butuh waktu 13 Tahun.
Model pendidikan di Jerman
Ada empat model mendidik yang diterapkan keluarga di JErman, yaitu :
- Anti otoriter,
- Otoriter,
- Laissez Faire, dan
- Demokratis
Mendidik dengan cara anti otoriter adalah mendidik anak dengan cara tidak memaksakan kehendak orang tua kepada anak dan menuntun ke arah perkembangan pribadi setiap individu. Metode pendidikan Anti Otoriter merupakan metode pendidikan yang bertentangan dengan metode otoriter.
2. OtoriterCiri mendidik anak menggunakan model Otoriter adalah semua ditentukan oleh orang tua atau pendidik. Cara berpikir dan bersikap anak diarahkan sesuai dengan cara berpikir orang dewasa, sehingga sering terlontar perintah dan aturan kepada anak didik. Orang tua mengabaikan kebutuhan dan keinginan anak dan biasanya orang tua yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan oleh anak. Ciri-ciri mendidik dengan cara Otoriter adalah :
- Pendidik menentukan aktivitas anak
- pendidik mencela dan menegur anak yang bersikap dan berperilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pendidik
- pendidik bersikap baik terhadap anak tetapi tidak dekat
- Anak tidak tahu apa yang akan terjadi
- Pendidik menerapkan ancaman dan intimidasi
- Pendidik selalu memberikan perintah
Berbeda dengan cara otoriter, orang tua yang mendidik anak menggunakan Laissez Faire bersikap pasif terhadap anak. Orang tua jarang memberikan pengarahan sehingga pada dasarnya anak dibiarkan tumbuh sendiri. Orang tua hampir tidak pernah menuntut apa-apa dari anak dan jarang memperhatikan pendapat anak yang bertentangan dengannya. Ciri-ciri mendidik dengan Laissez Faire adalah :
- Pendidik tidak melibatkan diri ke dalam kelompok
- Pendidik bersikap ramah tapi tidak berpihak
- Pendidik bersikap pasif dan bertindak sebagai outsider
- Pendidik membatasi diri pada bahan dan tugas ringan
- Pendidik menawarkan bantuan pada saat seharusnya ia mutlak memberikan bantuan
Cara mendidik Demokratis memberikan banyak peluang kepada anak untuk dapat berkembang semaksimal mungkin dan melakukan banyak hal, karena semua keputusan penting dibicarakan bersama-sama antara orang tua dan anak. Hal ini mendorong terbentuknya sikap percaya diri dan kemandirian.
Adapun ciri-ciri model pendidikan Demokratis adalah :
- Pendidik dan anak didik saling memahami sebagai anggota kelompok
- Pendidik mengadakan pembicaraan pribadi dengan anak
- Kerja kelompok berjalan tanpa perintah
- Pendidik sebelumnya memberikan gambaran tentang tugas dan tujuannya
- Keputusan dibahas bersama dalam kelompok
- Pendidik mendukung dan memberi semangat anak
- Pembagian tugas berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap kelompok
- Celaan dan teguran diberikan secara objektif.
yasudah mungkin cukup sekianpembelajaran kita sekarang tentang pendidikan di Jerman, mudah-mudahan bermanfaat untuk para sobat tulisan-dika dan pembaca lainnya yah, sampai jumpa lagi sobat semua
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda berkomentar jika anda mendukung blog ini agar terus maju.
----------------------------------------
| No SPAM, No Porn, No SARA |
----------------------------------------