Pengertian Konflik | Tulisan Dika

Kamis, 30 Oktober 2014

Home » » Pengertian Konflik

Pengertian Konflik

Selamat malam para pembaca bagaimana kabarnya malam ini? semoga baik-baik sjaa ya. Ok, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Konflik yang tentunya masih dalam 1 jilid dengan materi organisasi. Sebelumnya saya sarankan anda untuk membaca artikel pada pembahasan organisasi jilid 1 dan pembahasan organisasi jilid 2 untuk yang baru mengikuti postingan saya ini, tujuannya agar para pembaca bisa mendapatkan ilmu lebih tentang organisasi melalui tulisan artikel yang saya buat sebelumnya.

Ok, kira-kira kenapa kita membahas Pengertian Konflik dalam materi organisasi ?
tak bisa dipungkiri bahwa perbedaan pendapat antar anggota lah yang menjadi alasan umum timbulnya konflik dalam suatu organisasi, kali ini kita akan coba kupas lebih dalam mengenai pengertian konflik ini, stay tuned !


Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.


Ternyata ada beberapa ahli yang menjabarkan pengertian konflik menurut pandangan mereka masing-masing, diantaranya :


1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977)

konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.


2. Menurut Gibson, et al (1997: 437)

Hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.


3. Menurut Robbin (1996)

Keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.


4. Menurut Muchlas (1999)

Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk interaktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.


5. Menurut Minnery (1985)

Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.


6. Menurut Robbins (1993)

Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif.


7. Menurut Pace & Faules (1994:249)

Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.


8. Menurut Folger & Poole (1984)

Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi.


9. Menururt Myers (1982:234-237), Kreps (1986:185), Stewart (1993:341)

Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.


10. Menururt Devito (1995:381)

Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda.


Subtantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok, pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan prosedur, dan pembagian jabatan pekerjaan.

Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertentangan antar pribadi (personality clashes).

Definisi lain konflik, yaitu sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.


Dikembangkan dari :
  • http://tkampus.blogspot.com/2012/04/konflik.html

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Silahkan Anda berkomentar jika anda mendukung blog ini agar terus maju.
----------------------------------------
| No SPAM, No Porn, No SARA |
----------------------------------------

Selamat datang dan selamat membaca artikel di Dika | Dika via Handphone Klik disini